17 Oktober, 2011

cerita

Sepenggal Cinta Murobbiku

|

9
http://image001.mywedding.com/14/692/14692823_475.jpg?1257745187
Islamedia - Baru saja Sang Suami tiba di kantor, pagi itu Ia harus menggunakan motor yang biasa di pakai oleh istrinya.   Karena motor yang biasa dipakai Suami sedang ngambek, mogok gak mau jalan.  Padahal hari itu adalah jadwal Istrinya untuk berobat ke Dokter, yaitu cek darah di Laboratorium.
Pekan lalu sang istri oleh Dokter, didiagnosa menderita ‘syaraf kejepit’ di kedua tangannya.  Dan harus melakukan serangkaian pemeriksaan, yaitu cek darah dan MRI.  Kalau diperlukan, mungkin harus dengan tindakan operasi .  Alhamdulillah…, hebatnya sang istri tidak pernah merasa itu sebagai ‘cobaan’, situasi yang susah, justru sebaliknya sehingga dengan tetap semangat. Dengan naik ojeg sekalipun Ia menjalani rangkaian pemeriksaan itu.  Sepertinya sudah terbiasa sang istri menghadapi itu.
Ketika sedang asyik, menyiapkan berkas-berkas pekerjaan kantornya, tiba-tiba bunyi SMS masuk di HP sang Suami.

Tet…tet…tet…
Segera sang Suami, membuka Inbox di HP-nya.  Ternyata SMS dari seorang wanita, dengan inisial My Luv… Sang suami sengaja memakai nama My Luv… untuk inisial istrinya.  Ternyata sang Suami begitu sayang.  Untuk menghargai seorang wanita, yang telah menemani menjadi pasangan hidupnya hampir 12 tahun ini, maka memberi nama inisial istrinya di HP-nya, dengan nama My Luv….  Walaupun hanya sekedar inisial, kecil memang, tetapi Ia ingin menunjukkan rasa sayangnya kepada Istrinya.  Dengan cara yang sederhana sekalipun.

“Umi br jalan, naik ojeg.”
“Doa in ya Say…”
Sang istri pagi itu ‘rela’ harus naik ojeg untuk pergi ke Dokter, seorang diri.  Karena motor yang biasa Ia pakai, harus direlakan untuk dipakai sang Suami.
Sang Suami cepat-cepat membalas SMS itu…

“Ok Luv…”
“Hati2 ya…”
“Doaku utk istri TERCINTA…”
Dijawab lagi oleh sang Istri.
“Insya Allah… muah2…”
Kemudian sang Suamipun mendoakan istrinya…, melalaui SMS.
“Ya Allah, sampaikan keberkahan untuk istriku”
“Berikan keselamatan dlm tiap perjalanannya”
“Berikan kesembuhan atas semua penyakitnya”
“Berilah kesabaran & keridhoanMu… atas semuanya”
“Semoga Allah SWT mencata sebagai amal kebaikan Istriku…”
Sang istri yang sedang diperjalanan, diatas motor ojegnya, menyempatkan mengakhiri menulis SMS ke Suami.  Karena sebentar lagi sampai di Rumah Sakit.
“Amin yaa Robbal Alamiin”
“Semoga Allah melimpahkan itu semua buat suamiku…”
………………………..
Saya mengenal betul, betapa sang Suami diberikan kesabaran yang amat sangat.  Sebab bukan pagi itu saja ‘urusan ke Dokter’ dilalui oleh mereka.  Sudah seringkali mereka keluar masuk rumah sakit.   Sang istri, beberapa kali masuk UGD atau dirawat karena penyakit asma yang dideritanya sejak usia 3 tahun.  Bahkan sekali pernah masuk perawatan ICU, karena cukup berat asmanya saat itu.  Bahkan ketika hamil, mengandung anak-anaknya harus juga dirawat di rumah sakit, karena kondisi badannya yang lemah saat mengandung. 
Penyakit asmanya itu yang membuat sang Istri harus mimun obat terus menerus, sampai sekarang.  Sehingga dokterpun pernah berucap, bahwa kondisi badan sang Istri itu, termasuk detak jantungnya, dibawah rata-rata orang sehat.  Karena itu badannya lemah, pengaruh dari obat yang terus menerus diminum. Karena kondisi badannya yang lemah ini, sang istri tidak cukup kuat untuk beraktifitas termasuk menggendong anak-anaknya.   Maka ketika bayi-bayi mereka sudah mulai besar.  Sang suamilah yang sering menggendong anak-anak mereka.  Sehingga tidak heran, anak-anaknya lebih sering bergelayutan pada sang Suami.
Bisa jadi karena pengaruh obat itu juga, setiap organ anggota tubuhnya menjadi tidak optimal.  Operasi batu empedu, operasi usus buntu pernah dilakukan terhadap sang Istri.  Belum lagi yang dua kali kehamilan istrinya, juga harus dioperasi cesar.  Tetapi itu semua operasi tidak membuat istri  berkecil hati.  Ia tetap beraktifitas sebagaimana orang sehat pada umunya.  Tetap ikut halaqoh, atau kegiatan amal jamai’ lainnya, tentunya ketika kondisinya sedang fit.
Ketika saya tanya, apa resepnya sehingga sang Suami begitu sabar. 
Sang suami berucap sederhana…
“Akhi… karena ana sudah mempersiapkan sejak ta’aruf...”
“Ana sudah tahu calon istri punya penyakit asma…”
“Ana harus bertanggung jawab…”
Saya berdecak kagum pada kata tanggung jawab, luar biasa itu.  Belum tentu saya bisa melakukannya. 
Lalu saya coba iseng tanya lagi. 
“Afwan, antum tidak capek menghadapi semua ini…?”
Lagi-lagi jawaban yang sederhana…
“Akhi… kalau ana capek, tidur jadi nyeyak… he…he….”
“Bukankah…tidurnya seseorang karena lelah beraktifitas untuk menafkahi keluarganya, maka Allah akan mencatatnya sebagai amal kebaikan… “
Luar biasa Murobbi ku ini…, pantesan, seringkali ketika memberi taujih tentang keluarga rasanya sangat menjiwai.  Sangat beruntung saya menjadinya mad’u-nya…. Subhanallah….
Kawan…,
Itulah sepenggal kisah nyata dari pasangan suami istri.  Yang aku mengenal sekali mereka.  Murobbi saya.  Sekalipun sudah lama menikah, dan sudah dikaruniai 4 orang anak, mereka masih mesra.  Seperti pasangan baru menikah saja. 
Itulah hebatnya cinta, manakala dikelola dengan keimanan, manajamen langit.  Tak dipengaruhi oleh usia, tak dipengaruhi oleh ‘keadaan yang susah’, mereka berusaha untuk menjalani secara Sunatullah… Menjalani dengan cara pandang positif, berbaik sangka pada Allah SWT.
Jakarta, 18 September 2011
Muhammad HA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar